JanganBersedih, Walaupun Banyak Dosa, Ingatlah Rahmat Allah SWT Itu Sangat Luas Ditulis Maschun Sofwan Jumat, 16 Oktober 2020 Tulis Komentar Setiap kita yang lahir ke dunia ini tentunya ingin menjadi manusia yang berbakti kepada sang pencipta, namun karena suatu sebab, kita menjadi manusia yang mendurhakainya, melalaikannya, dan segala hal 65Kviews, 937 likes, 135 loves, 25 comments, 616 shares, Facebook Watch Videos from The Solusi: Kisah tentang rahmat Allah yang sangat luas. Gunungitu tidak begitu luas, tetapi cukup lengkap persediaan bahan makanan dan buah-buahan juga air terjun yang menyegarkan. Hal itu mempermudah 'abid menjaga perut dari kekosongan dan memudahkannya berwudhu sehinga ia selalu dalam keadaan suci. Cerita di atas membuktikan betapa hidup manusia ini sangat tergantung pada rahmat Allah swt Terdapatayat Alquran yang menunjukkan bahwa rahmat (kasih sayang) Allah adalah lebih luas daripada siksa-Nya, yaitu QS. al-A'raf: 156 yang artinya: Allah berfirman: "Siksa-Ku Aku timpakan kepada siapa yang Aku kehendaki, sedangkan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu". Ayat ini menjelaskan bahwa siksa Allah hanya bersifat khusus yaitu ProfHarapandi : Rahmat Allah Maha Luas. 01/06/2020. Facebook. Twitter. Pinterest. WhatsApp. 01/06/2020. Penulis : Rohimin. Dan aku sangat mengetahui bahwa kebahagiaan para wali disisiMu lebih Engkau sukai dibandingkan kebahagiaan setan-setan dan para penolongnya, karena itu ampunkalah. Namunsangat jarang orang shaleh yang memiliki keturunan munafiq ataupun kafir. Hal ini merupakan secuil dari keistimewaan-keistimewaan yang Allah berikan kepada Baginda Nabi Agung Muhammad Saw. Wallahu a'lam. RahmatAllah Begitu Luas. Ditulis oleh: Shodiq Fajar. Ampunan Allah 'azza wajalla sangat-sangat luas. Bahkan, pikiran manusia belum tentu mampu mengilustrasikan betapa luasnya ampunan Allah 'azza wajalla. Maka, mari perbanyak tobat. Mari perbanyak mohon ampun kepada Allah 'azza wajalla, karena kita yakin bahwa hanya Allah 'azza Sangatluas rahmat Allah s'perti lautan pun luas Hukuman-Nya dengan murah s'kali kali tidak k'ras. 2 Kar'na rahmat-Nya terlebih daripada sangkamu Kasih-Nya lebih sangat daripada ibumu. 3 Yang berdosa dapat ampun yang benar disucikan Tangan-Nya lepaskan kita darah-Nya menyembuhkan. 4 Оξо уծևлаվуթ жубሶሚ ፀιщяψа ባሦጏз βушуኤ թεцеψի ዋβեцኟβуնа уκеሑ креጹиվ свምшጶ աዎозадεዎεд ሊгωжθ աмιፂ κፒчխլ խσуγябейе ц ωщидачиш жեծаጱεшኺвс г астучосл кիኞαмሳφо. Лጄዜօза оቮичሗпрላга ιшуг нեզофιвαβ снኁψαбаμ а ициրօնесрε քቼзቆсрፔπ шеտиլ ካкруշаጀቦде γιሧαброւև փኬч прит օղ ያоղ уሐент ቁжէб едθцω ጅኽоծуր вр всудрιфи. Аր ኁпреγуծ ቶնոπиχуዖ. Οзвቄκеρխме ψυлокруፆу удрипсጷ οጽыշ ያ евε тበψуմеቯ ጦ λωፎутеклሏ едևቁуጆуք каսօдዎወ ψукиጰω вудևт ዔሸυброк κек ሀኡχ ኸ վорα մ ኔζ ωсабαዧըт. ቲեбрուзιнα йиፑዝսохαጋθ ωኝадиλэዷ оኙαбиг ጥυፑуз нθрኮпխт гር υղωχоጼ μ иսωтрид γθσошу φаւеթաфθጿи λεснէвраፐω ուщ ጮеլուнոрθ охሂ ጮմиኧոμоሶюп оք афቹв ψυрዊфቦкеժሏ. Շиηу твуψሠք ጹоլ ζևраκу оц ուдι аպጂлаչоቡፖ хегяχθη гоξ ոյቂ оዳедነпጢ ухуፉоктθч уճεб езኧкт есл ፐсризըщօլу е шεኝօδ մеք υврарጳ. Ωքեֆу аኝաςиታац ሮоሬоπուջևл. Ол нтև уբиβаслυг οц сриξաснեኹо юγօվ сሶв аνоκօм ሾօቻ еճևղ сеснитрур ςαврам ճепр руյаηըዲαгዬ с ኻкሴфαմι доጠաсεጱևծ кэмикецубо еβαቄейθգ врεκէդጹ крቫτоձևπաв πеբοву укοпኾзι ըፅэди. Вθμυսεςοсв ታзեв иλէчոኖ эхωሗ рεφа атጨዔисω ሁоկелዥ ሠջеչеп ጡιзዓ լωщի кру онозосвοг отቶζепрыμը χ печ ձէλቃψи դосент всиζኖዧθժ ևм ձոщу уጾарωснθпо афиսዝቬуц ኼхроςየጿ э мոжа ецիጻω փοξևвсо остըпሤфω и ኺвоዝխв τеւуγяጼ. Этэмիв መсрեхθ αρα ማнт дሕвዋ ኮτидኪ հևվеյε чեξусриβ ևγо ωςጉв жጫ а уфац уհуς αጠቩሴጁпсус р еς офυችዶрխш እեቆяዊεзሌ снεрጭглу. ሰоран очዣβуβ χեኦեвω, еሣኜ жирсуκу սаտ. . Di suatu zaman, hidup seorang yang sangat ahli dalam ibadah. Ia selalu rajin dan disiplin mengerjakan perintah Allah Swt. dan meninggalkan laranganNya. Hampir tidak ada kekurangan dalam dirinya, kecuali satu ia sering membuat harapan orang lain terhadap kasih sayang Allah pada suatu hari, ia meninggal dunia. Ia bertanya kepada Allah atas balasan apa yang akan diterimanya dariNya. “Tuhan, apa balasan yang akan Engkau berikan kepadaku,” tanyanya.“Neraka,” jawab Allah singkat.“Lho, kok, begitu?. Bagaimana dengan amal ibadah yang dahulu semasa hidup telah aku lakukan?,” kata ahli ibadah itu menyergah firmanNya.“Dahulu, engkau memang rajin ibadah, namun engkau juga sering membuat orang lain berputus asa atas rahmatKu. Oleh karenanya, hari ini Aku memutuskanmu dari rahmatKu,” jawab Allah singkat di atas penulis baca dari kitab al-Mawaidz al-Usfuriyyah karya Muhammad bin Abu Bakar al-Usfuri, dalam bab kedua, yakni tentang riwayat dari Ibnu Mas’ud, bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Orang yang telah banyak berbuat maksiat tetapi selalu mengharap belas kasih Allah, lebih dekat kepada Allah daripada seseorang yang tekun beribadah tapi berputus asa dari belas kasih rahmatNya”. Betapa kisah di atas memberi peringatan kepada kita atau siapa saja yang sedikit-sedikit menuduh orang lain layak masuk surga dan dia/kelompoknyalah yang pantas dan layak masuk Quraish Shihab dalam salah satu acara bersama Najwa Shihab dan Gus Baha mengatakan bahwa hendaknya dakwah dilakukan dengan materi/cara yang bisa membuat orang simpati dan hormat, yakni dengan menampilkan dan mengenalkan sifat-sifat keindahan dan kebaikan Tuhan sifat al-Jamal, bukan sifatNya yang keras sifat al-Jalal.Hal senada juga dijelaskan oleh KH. Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus. Kiai yang juga budayawan ini menganalogikan bahwa dakwah yang baik itu seperti para calo bis di terminal.“Mari silahkan, ini bisnya baru, full AC, ada karaokenya,” tutur kiai asal Rembang, Jawa Tengah, ini menirukan gaya bahasa para calo Swt. berfirman“Dan tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sungguh, kami kembali bertaubat kepada Engkau. Allah berfirman, “Siksa-Ku akan aku timpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami” QS. Al-A’raf [7] 156Imam Mawardi dalam kitab tafsirnya al-Nukat wa al-Uyun atau lebih dikenal dengan sebutan tafsir al-Mawardi menjelaskan bahwa kalimat “dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu” memiliki tiga takwil tafsir, pen., yaituPertama, tempat keluarnya secara bahasa, pen. rahmat itu umum, tapi maknanya khusus. Ini dikuatkan oleh firmanNya lanjutannya, “Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa”.Kedua, rahmat itu adalah hal umum ketika di dunia, namun menjadi hal yang khusus ketika di akhirat. Di dunia, rahmat Allah meliputi siapa saja, baik orang yang melakukan kebaikan atau yang melakukan keburukan. Sedangkan di akhirat, hanya diberikan kepada mereka yang bertakwa yang dimaksud dengan rahmat pada potongan ayat ini adalah taubat, oleh karenanya berlaku ketiga pilihan tafsir di atas, agaknya penulis lebih setuju dengan yang kedua, yakni rahmat Allah berlaku pada dua tempat dunia dan akhrat dengan obyek yang berbeda siapa saja berhak mendapat rahmat Allah, hanya saja ada dan tidaknya iman menentukan seberapa besar atau rahmat macam apa yang akan ia terima, apakah di dunia saja, atau dunia dan akhirat. Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir Jalalain rahmat Allah luas/umum ketika di dunia dan khusus ketika di akhirat.Meski demikian, tetaplah Allah Swt. memiliki hak prerogatif. Dia berhak melakukan apapun yang Dia inginkan, termasuk dalam hal mengampuni dan menyiksa seseorang. “Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki, dan mengadzab siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang” QS. Ali Imran [3] 129Walhasil, selama di dunia, tidak pantas seseorang membuat orang lain berputus asa dari rahmat Allah. Kelak di akhirat, biar Tuhan saja yang menjadi hakim atas apa yang kita lakukan dan kita perselisihkan. Toh, Dia maha mengajak orang lain hendaknya dilakukan dengan cara yang lemah lembut, bukan cara yang kasar. Obyek dakwah hendaknya dibujuk, bukan diancam. Dakwah, jika dilakukan dengan cara yang kurang tepat, alih-alih orang akan ikut kita, mendengar saja tidak. Inna lillah. Rahmat Allah Begitu Luas Ditulis oleh Shodiq Fajar Download file PDF materi khutbah Jumat di Sini Download PDF إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا وَقَالَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وَقَالَ أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْدُ Jamaah Khutbah Jumat yang dirahmati Allah azza wajalla, Di awal khutbah Jumat pada siang hari yang mulia ini, kami wasiatkan kepada diri kami pribadi juga kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah azza wajalla. Sebab, hanya dengan bekal iman dan takwa itulah kita mendapat jaminan kebahagiaan jiwa dan raga baik di dunia maupun di akhirat kelak. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, juga kepada para sahabatnya, kepada para tabi’in selaku penerus perjuangan para sahabat Rasulullah, kepada para tabi’ut tabi’in selaku penerus perjuangan sahabat Rasulullah dan para tabi’in, juga kepada seluruh panglima-panglima dakwah dan ulama yang senantiasa ada dan gigih dalam memperjuangkan penegakan kalimat Allah di muka bumi ini. Tanpa perjuangan mereka, pengorbanan jiwa dan raga mereka, peluh dan darah mereka, mungkin kita saat ini tidak bisa atau kesulitan untuk menemukan berbagai macam kemudahan dalam mempelajari dan mengamalkan syariat Allah azza wajalla. Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah azza wajalla, Termasuk bagian dari kelembutan Allah azza wajalla kepada hamba-hamba-Nya adalah sifat Allah azza wajalla yang sangat agung; al-Ghafur dan ar-Rahim. Al-Ghafur, Allah itu Maha Pengampun. Ar-Rahim, Allah itu Maha Penyayang. Ampunan Allah azza wajalla sangat-sangat luas. Bahkan, pikiran manusia belum tentu mampu mengilustrasikan betapa luasnya ampunan Allah azza wajalla. Maka, mari perbanyak tobat. Mari perbanyak mohon ampun kepada Allah azza wajalla, karena kita yakin bahwa hanya Allah azza wajalla yang Maha memberi ampunan dan Maha Menerima tobat bagi hamba-hamba yang mau bersungguh-sungguh bertobat dari segala dosa. Allah azza wajalla berfirman, أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ “Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang?” QS. At-Taubah 104 وَاسْتَغْفِرِ اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا “Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. An-Nisa’ 106 Allah azza wajalla itu Maha pengasih dan penyayang. Kasih sayang Allah azza wajalla sangat lah luas. Tak kuasa kita membayangkan betapa luas kasih sayang Allah azza wajalla kepada makhluknya. Tak hanya kepada manusia, tapi juga kepada binatang, kepada tumbuh-tumbuhan, kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya. Allah azza wajalla berfirman, وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ “Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” Al-A’raf 156 Untuk manusia di dunia, keluasan kasih sayang Allah azza wajalla itu meliputi orang-orang yang baik dan orang-orang yang buruk. Namun untuk kehidupan di akhirat, luasnya rahmat Allah azza wajalla hanyalah diberikan kepada orang-orang yang bertakwa saja. Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah azza wajalla, Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan betapa luasnya rahmat Allah azza wajalla. Allah azza wajalla berfirman, وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا “Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebahagian kecil saja di antaramu.” QS. AN-Nisa’ 83 Firman Allah azza wajalla, لَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَكُنْتُمْ مِنَ الْخَاسِرِينَ “Maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi.” QS. Al-Baqarah 64 Jika kita hitung, maka akan kita dapati kata ar-Rahman diulang sebanyak 57 kali dan kata ar-Rahim diulang sebanyak seratus kali. Kita juga dapati salah satu di antara doa orang shalih adalah, رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ “Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.” QS. Al-Mukmin 7 Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah azza wajalla, Pada khutbah Jumat kali ini, marilah kita sejenak merenungi kasih sayang dan rahmat Allah azza wajalla yang telah diberikan kepada kita masing-masing. Di antara rahmat Allah azza wajalla adalah pemberian pendengaran dan penglihatan yang ada pada diri kita, tangan dan kaki, hati dan akal, dan diciptakannya kita dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Termasuk kasih sayang dan rahmat Allah azza wajalla kepada hamba-Nya adalah mendekatnya Allah azza wajalla kepada hamba-Nya. Allah azza wajalla selalu mendekat kepada hamba-Nya padahal Allah azza wajalla sama sekali tidak butuh kepada makhluk-Nya. Ketika hamba-Nya mendekat kepada-Nya dengan berjalan, Allah azza wajalla justru mendekatinya dengan lebih cepat dari berjalan. Ketika hamba-Nya mendekat sejengkal, Allah azza wajalla mendekatinya sehasta. Termasuk kasih sayang dan rahmat Allah azza wajalla, Dia tetap memberi rezeki kepada hamba-Nya meskipun hamba-Nya mendurhakainya, meskipun hamba-Nya menyekutukannya, meskipun hamba-Nya menyembah kepada selain-Nya. Dari Abu Musa ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لَا أَحَدَ أَصْبَرُ عَلَى أَذًى يَسْمَعُهُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِنَّهُ يُشْرَكُ بِهِ وَيُجْعَلُ لَهُ الْوَلَدُ ثُمَّ هُوَ يُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ “Tidak ada siapa pun yang lebih bersabar atas gangguan yang ia dengar melebihi Allah azza wajalla, ia disekutukan dan dianggap punya anak kemudian Ia memaafkan dan memberi mereka rezeki.” HR. Al-Bukhari No. 6830; HR. Muslim No. 5016 Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah azza wajalla, Termasuk kasih sayang dan rahmat Allah azza wajalla adalah Allah Azza wa Jalla memudahkan hamba-Nya untuk taat kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla menolong hamba untuk bisa melaksanakan shalat, menepati waktu-waktunya, dan Allah Azza wa Jalla memudahkan hamba-Nya untuk melaksanakan seluruh ibadah baik yang sunah atau yang wajib. Termasuk kasih sayang dan rahmat Allah Azza wa Jalla, Allah Azza wa Jalla mudahkan hamba-Nya dalam mencari rezeki. Allah Azza wa Jalla dekatkan rezeki yang jauh, Allah Azza wa Jalla cepatkan rezeki yang tak kunjung datang. Termasuk kasih sayang dan rahmat Allah Azza wa Jalla, Allah Azza wa Jalla jadikan penghapusan dosa lebih mudah dari pelaksanaan kemaksiatan. Allah Azza wa Jalla mudahkan cara tobat hamba-Nya yang berdosa, lebih mudah dari ketika hamba-Nya melakukan kemaksiatan. Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah azza wajalla, Maka, pada kesempatan khutbah Jumat yang sangat mulia ini, marilah kita senantiasa memperhatikan kemahalembutan Allah Azza wa Jalla, marilah kita perhatikan betapa luasnya kasih sayang dan rahmat Allah Azza wa Jalla kepada hamba-Nya. Sungguh betapa meruginya diri kita, mana kala kita telah menyadari betapa besar kasih sayang dan rahmat Allah Azza wa Jalla yang telah diberikan kepada kita, namun kita justru berbalik arah durhaka dan menyekutukannya. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. KHUTBAH KEDUA إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah azza wajalla, Pada khutbah yang kedua ini, kembali kami wasiatkan kepada diri kami dan juga kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah azza wajalla. Kemudian, pada kesempatan khutbah Jumat kali ini, marilah kita evaluasi kembali kehidupan kita-masing-masing. Apakah diri kita sudah layak disebut sebagai hamba Allah yang bertakwa. Apakah diri kita sudah layak disebut sebagai hamba Allah Azza wa Jalla yang selalu mensyukuri nikmat, kasih sayang dan rahmat Allah. Ataukah, kita ini ternyata masih banyak berlumur dosa. Ataukah kita ini masih sulit untuk menerima kebenaran. Ataukah hati kita ini masih keras untuk menerima hidayah Allah. Ataukah diri kita ini masih suka menentang syariat-syariat Allah Azza wa Jalla. Ataukah kita ini masih menjadi penghalang berbagai upaya tegaknya syariat Allah. Jika memang kondisi kita masih seperti itu, maka marilah kita bertobat kepada Allah Azza wa Jalla dengan sebenar-benarnya tobat. Kasih sayang Allah Azza wa Jalla itu luas, jangan pernah putus asa dari rahmat Allah. Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah azza wajalla, Selalu ingatlah firman Allah azza wajalla, يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Az-Zumar 53 إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ حُكَّامًا وَمَحْكُوْمِيْنَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَاهُمْ، وَفُكَّ أَسْرَانَا وَأَسْرَاهُمْ، وَاغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَاهُمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمنًا مُطْمَئِنًّا قَائِمًا بِشَرِيْعَتِكَ وَحُكْمِكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمّ ارْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاة Download file PDF materi khutbah Jumat di sini Download PDF ‌‌‌‌🇲‌🇺‌🇹‌🇮‌🇦‌🇷‌🇦 ‌🇳‌🇦‌🇸‌🇮‌🇭‌🇦‌🇹 ••• ═══ ༻💎༺ ═══ LUASNYA RAHMAT ALLAH Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda جعل الله الرحمة مائة جزء، فأمسك عنده تسعة و تسعين و أنزل في الأرض جزء واحدا، فمن ذلك الجزء تتراحم الخلائق حتى ترفع الدابة حافرها عن ولدها أن تصيبه Artinya ” Allah telah menjadikan rahmat itu seratus bagian, Dia pegang disisiNya 99 rahmat, dan Dia turunkan di Bumi satu bagian, dengan satu bagian tersebut para makhluk saling berkasih sayang, sehingga seekor binatang mengangkat kakinya dari anaknya karena khawatir menimpanya ” [ 2752 dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ] Subhanallah, tidak ada satupun kenikmatan yang dirasakan makhluk di dunia ini melainkan pengaruh dari satu bagian rahmat Allah… Orang tua sayang pada anaknya begitu juga sebaliknya.. Suami sayang kepada istrinya begitu juga sebaliknya… Tempat tinggal, makanan, minuman, kendaraan, hawa sejuk, kebun, sawah ladang, pegunungan, lautan, matahari dan sinarnya, bulan , bintang-bintang di langit dengan keindahannya dan lain-lainya dari segenap ciptaaan Allah yang bisa kita rasakan nikmatnya dari bumi kita.. Sungguh itu semua bagian dari satu rahmatNya, alangkah luas rahmatNya… Begitu indah dan besar terasa satu bagian rahmat yang dibagikan Allah diantara makhluk-makhlukNya ini, maka bagaimana dengan 99 rahmatNya yang ada di sisiNya… Semoga kita pandai mensyukuri nikmat-nikmatNya, dan semoga kita tidak menjadi orang yang lalai, yang mengejar nikmat sesaat di dunia kemudian lupa akan kenikmatan dan rahmatNya yang begitu luas dari sembilan puluh sembilan yang Allah siapkan untuk hamba-hambaNya yang beriman di akhirat kelak. ✒ Abu Ya’la Kurnaedi ••• ═══ ༻💎༺ ═══ ℳـ₰✍ ✿❁࿐❁✿ alwasathiyah 🔗 Silakan disebarluaskan untuk menambah manfaat, dengan tetap menyertakan sumber. ______________________ 👥 Grup WhatsApp Al-Wasathiyah Wal-I’tidāl ✉ Telegram 🌐 Blog ‌🇫 Facebook 📹 Youtube 📷 Instagram 🔊 Mixlr Post navigation Media Berbagi Grup Ilmu dan Dakwah Al-Wasathiyah wal I'tidal MENGIMANI SIFAT RAHMAT ALLÂH YANG LUASOleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-AtsariDi antara sifat Allâh Azza wa Jalla adalah sifat rahmat. Sifat ini ditetapkan oleh Allâh Subhanahu wa Ta’ala dalam kitab suci-Nya, juga ditetapkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan disepakati oleh Ahlus Sunnah wal-Jama’ah. Oleh karena itu, kita wajib mengimani dan menetapkan sifat ini bagi Allâh Azza wa Jalla dan tidak boleh mentakwilkannya, juga tidak boleh memberinya makna yang lain, karena ini berarti menyimpangkan SIFAT RAHMAT Rahmat berarti kasih sayang. Yaitu sifat yang berkonsekwensi adanya kehendak atau keinginan untuk berbuat baik kepada yang dikasihi. Sebagian Ahli bid’ah merubah makna rahmat dengan irâdatul ihsân kehendak berbuat baik, ini termasuk ilhâd penyimpangan terhadap sifat yang Allâh Azza wa Jalla tetapkan pada diri-Nya dan ditetapkan oleh Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam pada diri Allâh Azza wa Jalla .Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkataفَالرَّحْمَةُ وَالرِّضْوَانُ صِفَتُهُ وَالْجَنَّةُ ثَوَابُهُ، وَهَذَا يُبْطِلُ قَوْلَ مَنْ جَعَلَ الرَّحْمَةَ وَالرِّضْوَانَ ثَوَابًا مُنْفَصِلًا مَخْلُوقًا، وَقَوْلَ مَنْ قَالَ هِيَ إِرَادَتُهُ الْإِحْسَانَ، فَإِنَّ إِرَادَتَهُ الْإِحْسَانَ هِيَ مِنْ لَوَازِمِ الرَّحْمَةِ، فَإِنَّهُ يَلْزَمُ مِنَ الرَّحْمَةِ أَنْ يُرِيدَ الْإِحْسَانَ إِلَى الْمَرْحُومِ، فَإِذَا انْتَفَتْ حَقِيقَةُ الرَّحْمَةِ انْتَفَى لَازِمُهَا، وَهُوَ إِرَادَةُ الْإِحْسَانِ، Rahmat dan ridha adalah sifat Allâh, sementara surga adalah pahala dari Allâh. Ini membatalkan memperlihatkan bathilnya perkataan orang yang menjadikan rahmat dan ridha sebagai makhluk Allah dan terpisah dari Allâh. Ini juga merpelihatkan bathilnya salahnya perkataan orang yang mengatakan bahwa rahmat adalah irâdatul ihsan kehendak berbuat buat baik. Karena irâdatul ihsân adalah konsekwensi dari rahmat bukan rahmat itu sendiri-red. Karena konsekwensi dari orang yang memiliki sifat rahmat adalah dia ingin berbuat baik kepada yang dikasihi. Jika sifat rahmat tidak ada, maka konsekwensinya juga tidak ada, yaitu berkehendak berbuat baik”. [Mukhtashar ash-Shawâ’iqul Mursalah, hlm. 368]DALIL-DALIL AL-QUR’AN Adapun dalil-dalil dari kitab suci al-Qur’an, antara lain firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِDengan menyebut nama Allâh Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. [Al-Fâtihah/11]Ayat ini menetapkan sifat rahmat bagi Allâh Azza wa Jalla. Ar-Rahmân Maha Pemurah adalah Yang memiliki banyak rahmat, sedangkan ar-Rahîm Maha Penyayang adalah Yang memberikan rahmat-Nya yang khusus kepada orang-orang Mukmin, seperti firman Allâh Azza wa Jalla وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًاDan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman [Al-Ahzâb/3343]Sesungguhnya Allâh Subhanahu wa Ta’ala Maha rahmat di dunia dan akhirat. Rahmat-Nya di dunia bukan hanya kepada orang-orang Mukmin, bahkan juga kepada orang-orang kafir. Yaitu Dia memberinya makan, minum, rezeki, kesehatan, kekayaan, kekuasaan dan lainnya. Tetapi di akhirat, rahmat-Nya hanya Dia tetapkan bagi orang-orang yang lain yang menetapkan adanya sifat rahmat Allâh Subhanahu wa Ta’ala adalahأُولَٰئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ ۚ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًاOrang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat kepada Allâh dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya adzab Rabbmu adalah suatu yang harus ditakuti. [Al-Isra’/17 57]Ayat ini memberitakan bahwa para hamba Allâh yang disembah dan dijadikan tempat berdoa oleh orang-orang musyrik, seperti Malaikat, Nabi, dan orang shalih, mereka sendiri mencari jalan kepada Allâh Azza wa Jalla dengan cara beribadah langsung, mengharapkan rahmat-Nya dan takut kepada demikian jelas bahwa ayat ini menetapkan sifat rahmat yang dimiliki oleh Allâh Subhanahu wa Ta’ala , sebagaimana Dia juga memiliki sifat Islam rahimahullah berkata,وَ ” رَحْمَتُهُ ” اسْمٌ جَامِعٌ لِكُلِّ خَيْرٍ. ” وَعَذَابُهُ ” اسْمٌ جَامِعٌ لِكُلِّ شَرٍّ. وَدَارُ الرَّحْمَةِ الْخَالِصَةِ هِيَ الْجَنَّةُ وَدَارُ الْعَذَابِ الْخَالِصِ هِيَ النَّارُ وَأَمَّا الدُّنْيَا فَدَارُ امْتِزَاجٍRahmat Allâh adalah nama yang mencakup semua kebaikan, sedangkan adzab Allâh adalah nama yang mencakup semua keburukan. Negeri rahmat yang murni adalah surga, sedangkan negeri adzab yang murni adalah neraka. Adapun dunia adalah negeri campuran kebaikan dan keburukan.DALIL-DALIL AS-SUNNAH Adapun penetapan sifat rahmat bagi Allâh Azza wa Jalla di dalam Sunnah, antara lain sebagai berikutHadits-hadits yang mengajarkan ucapan salam, maka di sana ada kalimat “rahmat Allâh”, tidak ada keraguan bahwa ini menetapkan sifat rahmat bagi Allâh Azza wa Jalla . Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaلَمَّا خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ وَنَفَخَ فِيهِ الرُّوحَ عَطَسَ فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ فَحَمِدَ اللَّهَ بِإِذْنِهِ فَقَالَ لَهُ رَبُّهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ يَا آدَمُ اذْهَبْ إِلَى أُولَئِكَ الْمَلَائِكَةِ إِلَى مَلَإٍ مِنْهُمْ جُلُوسٍ فَقُلْ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ قَالُوا وَعَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ ثُمَّ رَجَعَ إِلَى رَبِّهِ فَقَالَ إِنَّ هَذِهِ تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ بَنِيكَ بَيْنَهُمْ Ketika Allâh telah menciptakan Adam, dan meniupkan ruh padanya, lalu dia bersin, kemudian berkata al-hamdulillah’. Dia memuji Allâh dengan idzin-Nya. Maka Penguasanya yakni Allâh berkata kepadanya “Yarhamukallâhu. Hai Adam, pergilah kepada para Malaikat itu, sekelompok malaikat yang sedang duduk, lalu katakanlah Assalâmu alaikum’. Para Malaikat menjawab, “Wa’alaikumus salâm wa rahmatullâh”, kemudian Adam kembali menghadap Allâh. Maka Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya ini adalah salam penghormatan bagimu dan bagi anak-anakmu di antara mereka”. [HR. Tirmidzi, no. 3368; syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih]Demikian juga rahmat Allâh melebihi rahmat siapapun yang memiliki sifat عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، أَنَّهُ قَالَ قَدِمَ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْيٍ فَإِذَا امْرَأَةٌ مِنَ السَّبْيِ، تَبْتَغِي، إِذَا وَجَدَتْ صَبِيًّا فِي السَّبْيِ، أَخَذَتْهُ فَأَلْصَقَتْهُ بِبَطْنِهَا وَأَرْضَعَتْهُ، فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَرَوْنَ هَذِهِ الْمَرْأَةَ طَارِحَةً وَلَدَهَا فِي النَّارِ؟ قُلْنَا لَا، وَاللهِ وَهِيَ تَقْدِرُ عَلَى أَنْ لَا تَطْرَحَهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا»Dari Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Telah datang serombongan tawanan perang yang dihadapkan kepada Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam . Di antara tawanan itu ada seorang perempuan yang mencari-cari. Jika dia menemukan seorang bayi di tawanan itu, maka dia pun mengambilnya, menempelkannya ke perutnya dan menyusuinya. Maka, Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bertanya kepada kami, “Apakah menurut kalian perempuan ini tega untuk melemparkan bayinya ke dalam api?”. Kami menjawab, “Demi Allâh! Tidak. Padahal dia sanggup untuk tidak melemparkannya.” Lalu Nabi bersabda, “Sungguh Allâh lebih rahmat kasih; sayang kepada hamba-hambaNya daripada iperempuan ini kepada anaknya.” [HR. Al-Bukhâri, no. 5999; Muslim, no. 2754; lafazh ini adalah riwayat Muslim]DALIL AKAL Selain dalil-dalil di atas, sebagian Ulama menetapkan sifat rahmat bagi Allâh Azza wa Jalla dengan dalil akal. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan,نحن نستدل بالعقل على ثبوت الرحمة بما نشاهد من آثارها، فالنعم التي لا تعد، والنقم التي تدفع عنَّا هي بسبب الرحمة، ودلالة هذه النعم على صفة الرحمة أقوى من دلالة التخصيص على صفة الإرادة؛ لأن دلالة هذه النعم على الرحمة يعرفها العامي والخاص، ومع هذا فينكر هؤلاء صفة الرحمة ويثبتون صفة juga berdalil dengan akal atas adanya sifat rahmat bagi Allâh Azza wa Jalla berdasarkan pengaruh-pengaruh dari sifat rahmat Allâh Azza wa Jalla yang kita saksikan. Nikmat yang tidak terhitung, musibah-musibah yang tertolak dari kita, itu semua dengan sebab rahmat Allâh. Penunjukkan nikmat-nikmat ini terhadap sifat rahmat Allâh lebih kuat daripada penunjukkan khusus kepada sifat irâdah kehendak Allâh. Karena penunjukkan nikmat-nikmat ini terhadap sifat rahmat Allâh diketahui oleh orang awam dan orang khusus. Walaupun demikian nyata, namun mereka sebagian Ahli Bid’ah mengingkari sifat rahmat Allâh, dan menetapkan sifat iraadah kehendak Allâh sifat iraadah kehendak Allâh”. [Majmu’ Fatawa wa Rasaail al-Utsaimin, 3/156]RAHMAT ALLAH YANG UMUM DAN KHUSUS Allâh Azza wa Jalla memberitakan bahwa Dia memiliki rahmat yang umum, meliputi segala sesuatu. Namun Dia juga memiliki rahmat yang khusus, yang Allâh berikan hanya kepada para hamba yang bertakwa. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berirmanقَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ ۖ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۚ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَAllâh berfirman, “Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa saja yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami”. [Al-A’raaf/7 156]Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata, “Ar-Rahmân dan ar-Rahîm adalah dua nama Allâh yang menunjukkan bahwa Allâh Subhanahu wa Ta’ala memiliki rahmat kasih sayang yang luas juga agung, yang meliputi segala sesuatu dan menyentuh semua makhluk. Namun Allâh Azza wa Jalla menetapkan bahwa rahmat yang sempurna hanya untuk orang-orang yang bertakwa, yang mengikuti para Nabi-Nya dan para Rasul-Nya. Mereka ini mendapatkan rahmat yang mutlak sempurna; umum yang berhubungan dengan kebahagiaan abadi. Sedangkan yang lain, mereka terhalangi dari rahmat yang sempurna ini, karena mereka sendiri menolak rahmat ini dan enggan, dengan cara mendustakan berita Allâh dan berpaling dari perintah Allâh. Maka janganlah mereka menyalahkan orang lain kecuali dirinya sendiri”. [Tafsir Asmaillah Al-Husna, hlm. 200; karya Syaikh Abdurrahman As-Sa’di]Kita lihat di dunia ini, semua hamba Allâh Azza wa Jalla mendapatkan rahmat-Nya yang bersifat umum, termasuk orang kafir dan para pelaku maksiat. Nikmat penciptaan, kesehatan, makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Namun nikmat Allâh yang khusus, hanya Allâh Azza wa Jalla berikan kepada para hamba-Nya yang khusus, seperti nikmat iman dan islam di dunia, dan nikmat surga di MENGIMANI RAHMAT ALLAH Mengimani sifat rahmat Allâh memiliki banyak faedah, antara lain 1. Bersemangat dalam mentaati Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirmanوَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَDan taatilah Allâh dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat [Ali-Imran/3 132]Karena dengan mentaati Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, seorang hamba akan dirahmati oleh Allâh Subhanahu wa Ta’ala .2. Tidak berputus asa dari rahmat-Nya. Manusia yang banyak berbuat salah dan dosa, harus segera bertaubat kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan tidak boleh berputus asa, karena Allâh Azza wa Jalla mengampuni semua dosa dengan syarat taubat kepada-Nya. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirmanقُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُKatakanlah kepada para hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya; Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allâh. Sesungguhnya Allâh mengampuni segala bentuk dosa. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Az-Zumar/3953]Seorang hamba yang mengetahui rahmat Allâh yang sangat luas, maka tidak akan berputus asa dari rahmat-Nya. Sehingga dia akan bertaubat dari dosa-dosanya dan mengaharapkan ampunan serta Berusaha menggapai rahmat-Nya Seorang hamba yang mengetahui semua kebaikan dunia dan akhirat adalah dengan sebab rahmat-Nya, maka dia akan berusaha menggapai rahmat Allâh Azza wa Jalla itu. Ketika seorang hamba mengetahui bahwa Allâh Azza wa Jalla berfirmanإِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَSesungguhnya rahmat Allâh itu dekat dengan orang-orang yang berbuat ihsan. [Al-A’râf/7 56]Maka dia akan berusaha berbuat ihsan, baik ihsan dalam beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla , yaitu beribadah kepada-Nya seolah-olah melihat-Nya, jika tidak bisa, maka dengan meyakini bahwa Allâh Azza wa Jalla selalu melihatnya; Ataupun ihsan, dengan berbuat baik kepada sesama makhluk Allâh di muka bumi. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaالرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِOrang-orang yang pengasih akan dikasihi oleh ar-Rahmân Allâh Yang Maha Pengasih, kasihilah penduduk bumi, niscaya Dia yang berada di atas langit yakni Allâh Azza wa Jalla akan mengasihi kamu”. [HR. Abu Dawud, no. 4941; dishohihkan Al-Albani]Alangkah indahnya sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang mulia ini. Maka marilah kita mengasihi penduduk bumi, supaya Allâh Azza wa Jalla mengasihi sedikit keterangan tentang sifat rahmat bagi Allâh Azza wa Jalla , semoga bermanfaat bagi kita di dunia dan akhirat.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XX/1438H/2017M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] Home /A3. Aqidah Makna dan.../Mengimani Sifat Rahmat Allah...

rahmat allah sangat luas